Sejarah Singkat Tokopedia di Indonesia
Siapa yang tidak kenal brand ternama yang satu ini? Pasti sudah tidak asing lagi ya ditelinga kita. Iya betul, Tokopedia adalah salah satu situs e-commerce terbesar di Indonesia, iklannya sudah dimana mana, mulai di TV, Facebook, Youtube, Iklan Adsense dan sampai spanduk spanduk di trotoar pinggir jalan. Tokopedia adalah satu satunya Start-up yang diberi suntikan dana sebasar 1,2 Triliun Rupiah oleh pemodal kelas kakap SoftBank, Softbank adalah pemodal dibalik perusahaan digital seperti Google dan Alibaba. Kesuksesan tersebut tentunya tidak lepas dari sejarah Tokopedia yang sudah melewati perjalanan panjang dengan berbagai lika-likunya. Bahkan salah satu pendirinya, yaitu William Tanuwijaya sempat diremehkan oleh orang-orang sekitarnya karna tidak memiliki pengalaman dalam berbisnis dan karna itu juga William kesulitan mendapatkan modal. Tetapi hal tersebut tidak membuatnya patah semangat.
Siapa CEO dan Founder Tokopedia?
Pendiri Tokopedia adalah William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison. Beliau menghadapi pengalaman hidup dan tantangan yang serupa. Mereka berfikir, untuk menghentikan permasalahan ini, mereka harus melakukan sesuatu untuk memperpendek jurang pemisah antara kota besar dan kota kecil. Pada tanggal 17 Agustus 2009, mereka meluncurkan Tokopedia dengan misi pemerataan ekonomi secara digital.
Bagaimana Cerita Mereka?
Leontinus Alpha Edison dan William Tanuwijaya mengaku sempat resah melihat infrastruktur teknologi di Indonesia belum merata. Akses internet bagi masyarakat yang tinggal jauh dari kota besar sangat terbatas. Kondisi itu diketahui sekitar 12 tahun yang lalu.
“Masyarakat yang tinggal di kota kecil dan pedalaman harus pindah ke kota besar untuk mendapatkan kesempatan dan peluang yang lebih besar. Demikian juga akses terhadap produk dan layanan, tidak jarang masyarakat di kota kecil justru harus membayar lebih dibandingkan masyarakat di kota besar,” kata Leontinus dalam surat elektronik kepada Antara, Sabtu, (31/8/2019).
Disapa oleh rekannya William yang mengemukakan idenya untuk membangun marketplace yang dapat menghubungkan penjual dan pembeli di seluruh tempat di Indonesia. Bagi Leon dan William, teknologi merupakan jawaban dari masalah pemerataan akses tersebut. Mereka pun mencoba untuk mewujudkan mimpi keduanya yaitu dengan membuat Tokopedia.
“Tokopedia adalah perjalanan dari sejuta kegagalan dan di titik ini, kami belajar tentang keberanian,” kata Leon.
Berangkat dari keberanian dan percaya kemampuan diri sendiri, Tokopedia akhirnya buka untuk pertama kalinya pada 2009. Pembukaan Tokopedia hanya satu langkah dari ribuan tahap yang harus dilalui Leon dan William untuk mewujudkan marketplace impian mereka. Sebagai tahap awal pengembangannya, Leon dan William harus menarik orang-orang lain untuk bergabung dengan tim Tokopedia.
“Membangun perusahaan Internet. Sumber daya paling utama adalah pada talenta manusianya,” kata Leon. Leon membuka gerai di pameran bursa kerja untuk mencari talenta.
“Dua hari berdiri di job expo, tidak satu pun lamaran yang kami terima. Padahal di seberang, kami menyaksikan antrean panjang memadati booth salah satu bank ternama di Indonesia, sepanjang hari” ujar Leon mengenang.
Kesulitan membentuk tim di Tokopedia menyadarkan Leon tentang perjalanan yang akan mereka lewati. Apalagi waktu itu, tidak banyak kisah sukses dari perusahaan berbasis Internet di Indonesia sehingga orang tidak mau bergabung. Tokopedia saat ini tentu sudah berbanding terbalik dengan apa yang dialami Leon saat pertama kali mendirikannya, marketplace itu kini menjadi unicorn di Indonesia. Leon dan William mungkin tidak kesulitan lagi merekrut orang, bahkan mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan lewat Tokopedia. Tokopedia telah diisi oleh lebih dari 4.300 karyawan, atau yang mereka sebut Nakama.
Perkembangan Tokopedia tidak lagi sebatas pada angka orang yang mereka pekerjakan. Mereka juga memberikan berbagai layanan dan tidak hanya markeptlace untuk jual-beli. Tokopedia dari tahun ke tahun berinovasi menghadirkan produk digital hingga teknologi finansial (tekfin). Tokopedia bukan lagi ingin dikenal sebagai marketplace, melainkan infrastructure-as-a-service (IaaS), teknologi mulai dari logistik hingga tekfin akan memberdayakan perdagangan, baik secara daring (online) maupun luring (offline).
Leon memberikan gambaran bagaimana ekonomi digital akan terbentuk dari masyarakat Indonesia. Berbagai profesi mulai dari nelayan, petani, pembuat kue, hingga fotografer masih beraktivitas secara offline atau di luar jaringan internet dan menyimpan potensi ekonomi digital. Tokopedia berencana membangun ekosistem agar semua profesi dapat terwadahi menjadi “perusahaan teknologi” lewat solusi yang mereka tawarkan.
“Mereka akan selalu relevan terhadap perubahan zaman,” kata Leon. Tapi, Leon menyadari misi mereka akan memerlukan waktu yang lama. “Perjalanan masih sangat panjang dan kami baru mulai,” kata Leon yang menutup kisahnya.
Demikian sejarah dan latar belakang dari Tokopedia. Saya harap teman-teman dapat mengetahui banyak hal dari artikel ini. Semoga membantu! Start Learn PHP and Stay Typing!
Author - Ahmad Ilham (Collage Student of STT-NF)
ref:
Komentar
Posting Komentar